Langsung ke konten utama

Cinta pertamaku♥

Dear papa,

Aku tak tahu paa bagaimana besarnya cintamu buat kami, aku juga tak tahu sejak kapan kau sedingin ini.
Masih kuingat jelas dulu waktu aku kecil, disore hari sehabis mama memandikanku, aku selalu menantimu diteras rumah. Tak lama kau terlihat dari jauh mengendarai motormu dan betapa bahagianya aku jika kau pulang kerja dengan snack kesukaanku.
Waktu aku memasuki taman kanak-kanak kau yang begitu semangat mengantarku, dari berangkat hingga tiba kau selalu mengajakku bercanda seakan kau ingin melihat senyumku sebelum kita pisah. Kau tahu paa, aku rindu papa yang dulu!
Sejak beberapa tahun lalu kau dipindahkan ke Kendari dan kau makin jauh dariku paa, berat rasanya tapi apalah dayaku. Sejak kau pergi pikirku jauh, Papa lagi apa? Papa tinggal dimana? Papa makannya apa? Papa baik-baik sajakan? Aku selalu menyiksa diriku untuk tak bertanya lebih ke papa, aku tahu paa beban pikiranmu begitu besar, aku juga tahu paa kau tak pernah ingin terlihat susah dimata anak-anakmu.
Aku tidak peduli paa apa omongan orang tentangmu diluar sana, AKU TIDAK PEDULI! Yang aku tahu kau papa luar biasa yang aku punya. Sejak kecil hingga aku sebesar ini, aku tahu kasih sayangmu tak pernah pudar bahkan sejak beberapa bulan lalu, seorang laki-laki ingin memintaku darimu yaa dia ingin menikahi putrimu satu-satunya, lama kupendam dan tak memberitahumu hingga akhirnya keberanianku membesar.
Kita bicara lewat telfon karna waktu itu papa sedang di Kendari, jantungku berdegub lebih cepat. Baru kali itu papa berbicara lama denganku, baru kali itu pula aku begitu yakin bagaimana besarnya kasih sayang papa buatku, sampai tiba diujung pembicaraan kita, papa hanya berdiam, bahkan salamku pun tak papa jawab. Keesokan harinya mama menelfon dan menceritakan semuanya, ternyata papa diam bukan karna dia marah atau apa pun itu, "Papa menangis dan bilang ke mama. Sejak pindah, dia belum pernah lebih lama denganku, sekarang dia diminta dengan laki-laki pilihannya" seorang papa, laki-laki dihidupku yang selama ini selalu menyembunyikan kesedihan didepan anak-anaknya menangis ketika putrinya diminta oleh laki-laki lain. Aku diam dan hanya satu yang ingin kuperbuat waktu itu, aku sangat ingin memeluk papa, lebih lama dan lebih dalam lagi.
Tapi Tuhan berkata lain, laki-laki pilihanku pergi untuk selama-lamanya menghadap sang pencipta. Aku rapuh, lumpuh, dan tak bernyawa. Papa hanya bisa berdiam dan merasakan sakitku dari kejauhan.
Sampai saat ini papa adalah laki-laki luar biasa yang aku punya, laki-laki yang tak membiarkan orang lain menyakiti keluarga kecilnya.
Tuhan mengirim papa dan mama yang luar biasa, pondasi yang sangat kuat, dan cermin teristimewa buat anak-anaknya. Rasa syukur yang tak ada hentinya🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelangi Yang Kurindukan

Senin, 12 Juni 2017 Dear Tezar Aviandi, Hall-o yangg, Kamu disana lagi apa? Hari ini kamu ngapain aja? Disana itu gimana sih yangg? pasti enakkan:" Kak dirumah sekarang makin terasa sepi katanya, tante-tante dan yang lainnya sudah pada pulang Kak makin tidak kuat kalau ingat mama:" Kak Tesar terima kasih yaa kak sudah kenalkan saya dengan keluarga baruku dari kamu, kaka memang pernah janji mau kenalkan Zahra dengan semua keluarga kak Tesar, tapi saya tak habis pikir dengan cara ini Kak Tesar memperkenalkan saya dengan keluarganya. Kak terima kasih lagi, keluarga kak Tesar sayang saya lebih dari yang saya selalu bayangkan. Kak Tesar tahu bagaimana rasanya berada ditengah-tengah mereka tanpa dirimu? setiap kali saya disana, saya selalu berharap kamu ada disampingku. Saya rindu! apa kamu tahu itu? kemarin kalau rindu itu sedang hadir kita selalu luangkan waktu berdua, walau hanya sekedar makan siang bareng tapi saat itu menjadi luar biasa. Sekarang, apalagi bisaku ...

Apa Kabar Kekasih Jauhku

Senin, 10 Juli 2017 Dear , Kemarin air mataku tak setetes pun kau biarkan mengalir, kini hingga air mataku hampir habis tak ada lagi kamu yang menghapusnya.. Kak aku sendiri tak mengerti mengapa aku sulit menerima kenyataan ini, mengapa hatiku begitu sakit sedangkan aku tahu ada yang lebih sakit dariku (Mama kamu) seharusnya akulah yang menjadi penguatnya saat ini, tapi maafkan aku, aku sendiri tak bisa membohongi diriku kalau aku tak cukup kuat menerima ini.. Aku selalu berusaha untuk bangkit dari rasa ini, tapi kak semakin aku mencoba rasanya ada saja sesuatu yang selalu saja membuat dadaku sesak.. "AKU RINDU KAMU KAK!" Maafkan aku karena aku terlambat menghargai kehadiranmu dihidupku, Maafkan aku karena aku tak dapat mengerti segala pesan perpisahan yang kau isyaratkan buatku, Dan kak maafkan aku karena aku tak lagi kuat seperti saat kau selalu ada disisiku, Kak aku paham dengan segala hal yang kau ajarkan buatku, tapi aku tak mengerti sama sekali cara memulain...

A K U

Senin, 24 Juli 2017 Hari demi hari berganti hingga rasanya tubuhku begitu keram untuk benar-benar bangkit. Sebelumnya aku telah berjanji untuk dapat merelakan apa yang telah pergi namun tak kembali, memulai hari dengan kondisi yang sulit untuk kujalani, dan memperbaiki apa yang menjadi sebab akibatnya Sebenarnya ini bukan tentang sebab akibat tapi ini Takdirnya! Mudah sekali rasanya untuk katakan jika ini semua takdir namun hati batinku berkata sebaliknya. Kemarin aku percaya akan sebuah Takdir sangat percaya namun takdir yang digariskan kali ini begitu sulit untuk kumengerti Kini hariku kembali sepi, tak secorak warna pun yang menghiasinya, tidak seperti kemarin "waktu dia masih disisi" aku selalu mencoba ikhlas. Sekarang aku tak tahu harus bagaimana lagi, aku telah coba untuk perlahan bangkit dan berjalan tapi kau tahu setelah aku berhasil berjalan ketengah aku kembali jatuh. Bisakah ingatanku dihapuskan? Aku butuh itu! Bukan aku ingin menghapus dia dari ingatanku, s...