Dear papa, Aku tak tahu paa bagaimana besarnya cintamu buat kami, aku juga tak tahu sejak kapan kau sedingin ini. Masih kuingat jelas dulu waktu aku kecil, disore hari sehabis mama memandikanku, aku selalu menantimu diteras rumah. Tak lama kau terlihat dari jauh mengendarai motormu dan betapa bahagianya aku jika kau pulang kerja dengan snack kesukaanku. Waktu aku memasuki taman kanak-kanak kau yang begitu semangat mengantarku, dari berangkat hingga tiba kau selalu mengajakku bercanda seakan kau ingin melihat senyumku sebelum kita pisah. Kau tahu paa, aku rindu papa yang dulu! Sejak beberapa tahun lalu kau dipindahkan ke Kendari dan kau makin jauh dariku paa, berat rasanya tapi apalah dayaku. Sejak kau pergi pikirku jauh, Papa lagi apa? Papa tinggal dimana? Papa makannya apa? Papa baik-baik sajakan? Aku selalu menyiksa diriku untuk tak bertanya lebih ke papa, aku tahu paa beban pikiranmu begitu besar, aku juga tahu paa kau tak pernah ingin terlihat susah dimata anak-anakmu. Aku...
Senin, 24 Juli 2017 Hari demi hari berganti hingga rasanya tubuhku begitu keram untuk benar-benar bangkit. Sebelumnya aku telah berjanji untuk dapat merelakan apa yang telah pergi namun tak kembali, memulai hari dengan kondisi yang sulit untuk kujalani, dan memperbaiki apa yang menjadi sebab akibatnya Sebenarnya ini bukan tentang sebab akibat tapi ini Takdirnya! Mudah sekali rasanya untuk katakan jika ini semua takdir namun hati batinku berkata sebaliknya. Kemarin aku percaya akan sebuah Takdir sangat percaya namun takdir yang digariskan kali ini begitu sulit untuk kumengerti Kini hariku kembali sepi, tak secorak warna pun yang menghiasinya, tidak seperti kemarin "waktu dia masih disisi" aku selalu mencoba ikhlas. Sekarang aku tak tahu harus bagaimana lagi, aku telah coba untuk perlahan bangkit dan berjalan tapi kau tahu setelah aku berhasil berjalan ketengah aku kembali jatuh. Bisakah ingatanku dihapuskan? Aku butuh itu! Bukan aku ingin menghapus dia dari ingatanku, s...